Kenapa cerpen, karena gak ada fotonya
Tanggal : 17 - 18 Des 2015.
Lokasi Mancing : Tempat favorit pak Toro dan bro Fery : Ujung Genteng
Nama Anglers : Pak Toro (sengaja saya panggil pak karena usianya beda tipis dengan saya, Pak Udin, Saya
Nama Kapal : Sinar Genteng (??) Kapten Kapal : Tudin
Ongkos Sewa : Tanya pak Toro.
Spot : 1/2 - 1 jam dari tempat sandar.
Kondisi Angin : Barat
Kondisi Arus : J6 miring sedikit.
Cuaca : Berawan/Mendung, Gerimis, dan.Badai
Ombak : Memabukan
Ikan yg di dapat : Gurita. Ukuran yg terbesar : gak tau, total 6 kg.
Teknik Memancing : Jigging/Dasaran, Ngoncer
Umpan yg digunakan : Kembung, metal Jig 100 -275 gr dan ini yang Special : kepiting2an dan asesorinya : anting2 yang dibuat dari potongan sendok makan. Cara buatnya harap tanya langsung pak Toro hehehe.....
Catatan lainnya : Ini trip nekat, mbah Teo (lebih percaya sama mbah Toro he3x) dan BMKG sudah memberi ramalan bahwa tidak layak untuk mancing.
Jalan cerita :
Sudah lama ingin coba mancing di UG, karena daerahnya katanya aduhai indahnya dan belum overfishing. Report hanya didapat dari pak Toro dan bro Fery cs. akhirnya maksud hati kesampaian, walaupun waktunya kurang tepat karena musim baratan.
Hari kamis 15 Des dapat kepastian dari pak Toro bahwa jadi mancingnya tetapi hanya ber tiga karena teman beliau satu lagi berhalangan.
Sendirian, Jumát malam jam 10.00 sy meluncur ke Jungle Park Bogor janjian sama pak Toro (belum pernah copy darat) dengan berbekal SMS penunjuk jalan dari beliau. akhirnya kami berangkat jam 1.15 ke UG dan tiba sekitar jam 6 pagi. Itupun karena yang nyopir pak "Schumi" Toro (yang beri gelar bro Fery lho) Kalo supir biasa pasti 6 - 7 jam.
Firasat kurang baik mulai dirasakan. Sejak dari Simpangan Cikembar hujan tiada henti sampai tiba di UG. Loading barang dan perbekalan ditunda menunggu hujan Reda. Dari jauh saya perhatikan gelombang di muara pelabuhan nelayan, ombak memutih dengan ketinggian 2 - 3 m. Tetapi saya lihat kapten kapal/perahu katir,ABK, pak Toro dan pak Udin tenang2 saja. ABK menyuruh kami agar pakai LV untuk ber jaga2 dari hal yang tidak diinginkan. Benar saja, perlu usaha yang keras melewati daerah tersebut. Itulah hebatnya kapal Fiber Katir, kalau dibandingkan dengan kapal di krgantu, Tj pasir atau anyer, terasa lebih stabil dan mantap. Hanya kenyamanannya yang kurang, karena sempit.
Spot pertama tidak jauh dari pantai. Kapten dan ABK langsung menurunkan kepiting2an(sorry, nama sebenarnya gak tau !!) Tujuan mancing kali ini memang Gurita. saya mencoba jigging. Metal Jig yang pergunakan adalah strike 275 gr glossy. Ternyata kedalaman hanya 10 - 15 m saja. Wah ini tidak cocok untuk jigging. Biarin aja, sambil menunggu umpan kembung hasil kotrekan pak Udin. Tiba2 pancing saya kayak nyangkut (harap maklum, baru kali ini saya jigging !), bakal hilang itu metal jig. Begitu saya pompa, weleh2 joran melengkung tajam diiringi deritan reel yang berisi PE5 tak tertahankan. Dinaikkan dragnya tetap aja talinya molor keluar dari reel Shimano Aceration SW8000PG. Terpaksa pindah posisi kedepan, takut kena jangkar. ABK mengingatkan saya bahwa didepan katir ada karang, terpaksa drag ditambah dan......tes hilang begitu saja alias mocel dengan meninggalkan bekas2 gigitan di metal Jig dan mata pancing yang jadi lurus. Belum rejeki ! Kami bergurau jangan2 itu penyu yang mau bertelur di UG. Hujan mulai turun, berhenti sebentar hujan lagi. Sehingga baju hujan tidak pernah lepas dari badan.
Tidak lama kemudian pancing pak Toro berderit dan jorannya melengkung tajam. Ditahan sebentar dan tes putus di swivelnya. Sesudah itu sepi ! Pancing guritapun setelah misscall 2 kali tidak ada sambutan lagi dari penghuninya.
Spot kedua malah mendekati bibir pantai. Disana sudah ada 1 perahu nelayan. Tetapi kebanyakan misscall. akhirnya kami pindah ke spot ke3. Waktu sudah jam 3.00 sore, tetapi begitu menurunkan pancing Gurita, langsung dah ber-turut2 tuh Gurita ngisi coolbox. Disini pak Toro kembali putus lagi. Beliau yakin yang nyamber umpannya ikan besar, Akhirnya semua beralih mancing Gurita dan merasakan sensasinya. Hampir sama kayak mancing Cumi, tentu saja lebih berat dan tidak disemprot.
Ombak makin besar, disebelah barat awan hitam ber gulung2 dengan garis batas yang jelas, tanda bakal datang badai. Akhirnya disepakati mancing malam dibatalkan. Akan dilanjutkan besok pagi. Buru2 ke pantai, untung tidak jauh. Benar saja, sekitar jam 18, air kayak ditumpahkan dari langit disertai angin kencang semalaman sampai besok paginya. Diputuskan untuk pulang saja.
Terima kasih kepada Tuhan yang maha kuasa, yang telah memberi keselamatan kepada kami dari berangkat mancing sampai pulang kerumah masing2, dan merasakan masakan Gurita(entah apa namanya) istri kapten Tudin. Mohon maaf apabila cerpen ini ada kata2 yang tidak berkenan dan tidak ada fotonya. Boro2 mau foto, wong ditimpa hujan terus menerus begitu.
Tanggal : 17 - 18 Des 2015.
Lokasi Mancing : Tempat favorit pak Toro dan bro Fery : Ujung Genteng
Nama Anglers : Pak Toro (sengaja saya panggil pak karena usianya beda tipis dengan saya, Pak Udin, Saya
Nama Kapal : Sinar Genteng (??) Kapten Kapal : Tudin
Ongkos Sewa : Tanya pak Toro.
Spot : 1/2 - 1 jam dari tempat sandar.
Kondisi Angin : Barat
Kondisi Arus : J6 miring sedikit.
Cuaca : Berawan/Mendung, Gerimis, dan.Badai
Ombak : Memabukan
Ikan yg di dapat : Gurita. Ukuran yg terbesar : gak tau, total 6 kg.
Teknik Memancing : Jigging/Dasaran, Ngoncer
Umpan yg digunakan : Kembung, metal Jig 100 -275 gr dan ini yang Special : kepiting2an dan asesorinya : anting2 yang dibuat dari potongan sendok makan. Cara buatnya harap tanya langsung pak Toro hehehe.....
Catatan lainnya : Ini trip nekat, mbah Teo (lebih percaya sama mbah Toro he3x) dan BMKG sudah memberi ramalan bahwa tidak layak untuk mancing.
Jalan cerita :
Sudah lama ingin coba mancing di UG, karena daerahnya katanya aduhai indahnya dan belum overfishing. Report hanya didapat dari pak Toro dan bro Fery cs. akhirnya maksud hati kesampaian, walaupun waktunya kurang tepat karena musim baratan.
Hari kamis 15 Des dapat kepastian dari pak Toro bahwa jadi mancingnya tetapi hanya ber tiga karena teman beliau satu lagi berhalangan.
Sendirian, Jumát malam jam 10.00 sy meluncur ke Jungle Park Bogor janjian sama pak Toro (belum pernah copy darat) dengan berbekal SMS penunjuk jalan dari beliau. akhirnya kami berangkat jam 1.15 ke UG dan tiba sekitar jam 6 pagi. Itupun karena yang nyopir pak "Schumi" Toro (yang beri gelar bro Fery lho) Kalo supir biasa pasti 6 - 7 jam.
Firasat kurang baik mulai dirasakan. Sejak dari Simpangan Cikembar hujan tiada henti sampai tiba di UG. Loading barang dan perbekalan ditunda menunggu hujan Reda. Dari jauh saya perhatikan gelombang di muara pelabuhan nelayan, ombak memutih dengan ketinggian 2 - 3 m. Tetapi saya lihat kapten kapal/perahu katir,ABK, pak Toro dan pak Udin tenang2 saja. ABK menyuruh kami agar pakai LV untuk ber jaga2 dari hal yang tidak diinginkan. Benar saja, perlu usaha yang keras melewati daerah tersebut. Itulah hebatnya kapal Fiber Katir, kalau dibandingkan dengan kapal di krgantu, Tj pasir atau anyer, terasa lebih stabil dan mantap. Hanya kenyamanannya yang kurang, karena sempit.
Spot pertama tidak jauh dari pantai. Kapten dan ABK langsung menurunkan kepiting2an(sorry, nama sebenarnya gak tau !!) Tujuan mancing kali ini memang Gurita. saya mencoba jigging. Metal Jig yang pergunakan adalah strike 275 gr glossy. Ternyata kedalaman hanya 10 - 15 m saja. Wah ini tidak cocok untuk jigging. Biarin aja, sambil menunggu umpan kembung hasil kotrekan pak Udin. Tiba2 pancing saya kayak nyangkut (harap maklum, baru kali ini saya jigging !), bakal hilang itu metal jig. Begitu saya pompa, weleh2 joran melengkung tajam diiringi deritan reel yang berisi PE5 tak tertahankan. Dinaikkan dragnya tetap aja talinya molor keluar dari reel Shimano Aceration SW8000PG. Terpaksa pindah posisi kedepan, takut kena jangkar. ABK mengingatkan saya bahwa didepan katir ada karang, terpaksa drag ditambah dan......tes hilang begitu saja alias mocel dengan meninggalkan bekas2 gigitan di metal Jig dan mata pancing yang jadi lurus. Belum rejeki ! Kami bergurau jangan2 itu penyu yang mau bertelur di UG. Hujan mulai turun, berhenti sebentar hujan lagi. Sehingga baju hujan tidak pernah lepas dari badan.
Tidak lama kemudian pancing pak Toro berderit dan jorannya melengkung tajam. Ditahan sebentar dan tes putus di swivelnya. Sesudah itu sepi ! Pancing guritapun setelah misscall 2 kali tidak ada sambutan lagi dari penghuninya.
Spot kedua malah mendekati bibir pantai. Disana sudah ada 1 perahu nelayan. Tetapi kebanyakan misscall. akhirnya kami pindah ke spot ke3. Waktu sudah jam 3.00 sore, tetapi begitu menurunkan pancing Gurita, langsung dah ber-turut2 tuh Gurita ngisi coolbox. Disini pak Toro kembali putus lagi. Beliau yakin yang nyamber umpannya ikan besar, Akhirnya semua beralih mancing Gurita dan merasakan sensasinya. Hampir sama kayak mancing Cumi, tentu saja lebih berat dan tidak disemprot.
Ombak makin besar, disebelah barat awan hitam ber gulung2 dengan garis batas yang jelas, tanda bakal datang badai. Akhirnya disepakati mancing malam dibatalkan. Akan dilanjutkan besok pagi. Buru2 ke pantai, untung tidak jauh. Benar saja, sekitar jam 18, air kayak ditumpahkan dari langit disertai angin kencang semalaman sampai besok paginya. Diputuskan untuk pulang saja.
Terima kasih kepada Tuhan yang maha kuasa, yang telah memberi keselamatan kepada kami dari berangkat mancing sampai pulang kerumah masing2, dan merasakan masakan Gurita(entah apa namanya) istri kapten Tudin. Mohon maaf apabila cerpen ini ada kata2 yang tidak berkenan dan tidak ada fotonya. Boro2 mau foto, wong ditimpa hujan terus menerus begitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar