Tanggal : 6 s/d 9 Oktober 2015
Ombak : 0,5 – 2 m.
Cuaca : Pagi mendung, siang panas terik.
Arus : Sangat kuat.
Kapal : Kapten Tudin
Kapal : Kapten Tudin
Cerita Singkat : Jum’at pagi saya mendapat informasi bahwa nelayan UG sedang sibuk memancing gurita. Mungkin karena di UG saat ini arus sangat kencang, ikan layur yang menjadi andalan penghasilan di ujung bulan September, menghilang entah kemana. Sebagai pemancing yang sedang belajar untuk menjadi pemancing profesional, saya persiapkan umpan gurita, peralatan pancing dasar dan langsung start setelah ba’da jum’at. Malamnya turun hujan di UG untuk pertama kalinya sejak beberapa bulan, saya berharap besok bisa mancing dasar bersamaan mancing gurita.
Hari berikutnya, Sabtu 6 Oktober, kami berangkat ke laut pkl 05.30 langsung ke perairan seberang tempat penangkaran penyu untuk memasang jaring rampus sepanjang lebih kurang 800 m. Butuh waktu lebih dari 30 menit memasang jaring. Kemudian perjalanan kami lanjutkan ke perairan Ombak Tujuh untuk memancing gurita. Saya coba mancing dasar dengan umpan potongan gurita dan tembang mati, yang terpancing berkali-kali cuma ikan pogot ukuran telapak tangan, sementara tembang tetap utuh. Pukul 11.00 karena panas semakin terik dan tidak banyak gurita yang terpancing, kami putuskan mengangkat jaring. Perlu waktu lebih dari 1 jam untuk sampai spot awal karena perahu harus melawan angin. Dengan penuh harap kami angkat jaring, ternyata lebih banyak sampah plastik serta kotoran laut lainnya dibanding ikan. Dipenghujung jaring, kami hanya memperoleh 1 tongkol ukuran 1 kg dan 6 ekor ikan talang-talang serta beberapa ekor ikan kecil lainnya. Hari itu, setelah ditimbang, kami memperoleh 8,5 kg gurita yang dihargai 151 rb rupiah saja. Karena menggunakan BBM sisa hari sebelumnya, sebagai ABK saya memperoleh bagian 50 rb.
Minggul 7 Oktober cuaca mendung di pagi hari, termasuk hari kelabu bagi kami. Pkl 11.00, jaring yang dipasang dekat tempat yang sama, hanya menghasilkan ikan yang cukup untuk teman makan nasi hari itu. Sementara umpan gurita yang dibawa dari rumah, banyak tersangkut ditelan karang. Beberapa gurita yang kami dapat, habis untuk membeli BBM, yang kecil saya masukkan coollbox untuk dipamerkan ke cucu. Hasil hari itu adalah makan kenyang dengan lauk ikan dan gurita di rumah kapten.


Pada saat mendarat, kami jumpai anak ikan lumba-lumba mati mengambang di pangkalan perahu. Mungkin terjaring oleh nelayan dan dibuang begitu saja ....... kasihan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar